wanna know more?click :)

myspacetwitterfacebookplurkfriendster

Sabtu, 10 Oktober 2009

inspired fanfic II

yaoi ff. tapi gue suka bgt apalagi bkinan futsu-sama . gue penggemar ffnya meski ga terlalu suka yaoi :P

Soft Breeze


Author: futsu~
Pairing: tentu aja hyde ma tetsu lah..
Genre: SA
Rated: PG
Disclaimer: *sigh* i don't own them..

Note: another fic.. i love fanfic, and i love L'Arc.. Gosh i miss them!!!


Tetsu berlari gesit menghindari orang yang berjalan lalu lalang, dia sudah sangat terlambat, beberapa kali tetsu menabrak orang tak dikenal, mereka akan menatapnya tajam disertai gerutuan kesal, tapi para gadis dan ibu-ibu yang ditabraknya seolah lupa dengan kekesalan mereka saat melihat senyum manis menghiasi wajah itu meminta maaf. Tetsu berpikir apakah dia juga akan mendapatkan maaf darinya?

Melirik jamnya tetsu mempercepat langkahnya. Dia sudah saaangaaat terlambat.

Stasiun kecil itu tetap seramai biasanya, anak-anak sekolah, office lady, pegawai kantoran, semuanya berkumpul di stasiun itu dengan tujuan yang sama. Di peron beberapa gadis berseragam ribut menunjuk kesalah satu sudut. Ada yang menarik perhatian mereka.

Tetsu memperhatikan gerombolan itu, hmm.. pasti mereka sedang membicarakan bishounen atau apa. Tetsu mengedarkan pandangannya, matanya sibuk mencari seseorang. Lalu matanya terhenti di suatu sudut. Ah, sudut yang sama seperti yang sedang diperhatikan oleh murid-murid sma itu.

Rambut panjangnya tergerai, sesekali tertiup angin. Wajahnya terlihat damai, sesungging senyum tipis dibibirnya. Ah~untuk beberapa detik tetsu percaya akan keberadaan malaikat.

"ne hyde.. gomen gomen" ucap tetsu buru-buru, duduk disebelah hyde. "sore ini toko sangat ramai, aku kesulitan melayani mereka.. gomen ne~" ucapnya merasa bersalah.

Tapi hyde tak bergeming. Mau tak mau tetsu tersenyum. Diperhatikannya wajah itu.. oh, hyde tertidur pulas. Sepertinya tidur orang ini sangat nyenyak. Dan dia tidur dalam keadaan duduk, kepalanya bahkan tidak bersandar, hanya tertunduk diam, menikmati alam mimpinya.

Sangat cantik, pikir tetsu. dia tidak pernah bisa berhenti mengaguminya. Diusapnya pipi hyde, begitu lembut dan halus. Tercetus sebuah ide dikepalanya, bagaimana jika dia mencubit pipi menggemaskan itu? Membayangkan wajah merajuk hyde bisa membuatnya bahagia. Hyde akan menggerutu, menatapnya kesal dengan mata besarnya, meninju bahu tetsu, menyebutnya ‘baka’, tapi jika tetsu tersenyum dan meminta maaf, dia yakin kekesalan diwajah cantik itu akan hilang dengan segera, digantikan senyum manis yang selalu bisa membuat hari tetsu menjadi lebih baik.

Tapi, hyde terlihat lelah, dia bahkan bisa tertidur dipojok stasiun seperti ini, tentu hari ini salah satu hari melelahkan untuknya. Memandang hyde, tetsu mengurungkan niatnya. Dia tidak boleh melakukan itu.

Pemandangan kereta sore selalu menarik untuk dilihat, awan tipis menghiasai langit yang kemerahan, angin berhembus lembut, udara yang segar dihirup. Dihari biasa setiap orang dikereta itu akan terpesona melihat pemandangan diluar jendela, tapi kali ini mata mereka menemukan sesuatu yang sama menariknya dengan pemandangan itu.

Tetsu menelan ludahnya memandang sekeliling dan tersenyum dengan gugup. Orang-orang itu memperhatikannya. Tetsu menarik nafasnya dalam-dalam, hmm.. tidak bisa dihindari, tentu saja dia menarik perhatian orang-orang, siapa yang tidak tertarik dengan pemandangan seorang lelaki tampan dengan penampilan mencolok menggendong seorang pemuda (atau gadis?) cantik dipunggungnya. Hyde masih saja tertidur pulas.

Sebenarnya tetsu tidak suka kereta, tempat sesak dimana semua orang memperhatikanmu, tapi sore ini tetsu sama sekali tidak keberatan walaupun tangannya sudah mulai kesemutan.

Cit cit cit.
Ah, seorang anak bermain-main dengan sepatunya. Sepatu itu berbunyi setiap kali langkahnya manginjak lantai, berdenyit lucu. Dan bunyi ini yang menarik perhatian anak itu, maka dia tidak menghentikan langkahnya berjalan dalam putaran kecil, berusaha membuat irama dengan langkah kecilnya.

Dalam kondisi normal tentu tetsu akan membiarkan anak itu, dia akan memperhatikannya, bahkan mungkin akan menyertai langkah anak itu, mengiringi bunyi decit itu dengan derap platformnya, mungkin mereka akan menciptakan komposisi genius bersama.

Tapi keadaan kali ini berbeda. Decit itu mengganggunya, karena decit suara itu akan mengganggu hyde dan membangunkannya. Tetsu tidak ingin hal itu terjadi, dia ingin hyde tetap nyaman dalam tidurnya.

"sst.. adik kecil... siapa namamu?"

"reiko" jawabnya singkat tanpa mempedulikan tetsu meneruskan langkahnya. Cit cit cit.

"ah.. reikochan.. apakah kau bisa menolongku?" tanya tetsu tersenyum lembut "aku punya sesuatu dikantung celanaku.. bisa tolong kau ambilkan?"

Langkah reiko berhenti, memandang tetsu, melihat senyum diwajah tetsu reiko sedikit tersipu, didekatinya tetsu dan dirogohnya saku celana tetsu. sebuah permen lolipop berwarna pink.

"kau boleh mengambilnya.. tapi tolong kakak, teman kakak sangat lelah.. kita bisa membiarkannya tidur dengan tenang kan?"

Reiko tersenyum lebar dan mengangguk.

"arigato" jawab tetsu "reikochan wa yasashi ne~"

Tetsu bernafas lega, sekarang suasana kembali tenang. Tapi rasa pegal dikaki tetsu tidak juga hilang. Berdiri seperti ini dengan beban dipunggungmu sangatlah melelahkan. Tetsu memperbaiki posisi tangannya, membuat posisi hyde dipunggungnya lebih nyaman.

"hmm..."

Ah, apa hyde terbangun?

"tetchan.."

"ah gomen.. kau bangun?"

"hmm.." hyde mempererat pelukannya di leher tetsu "aku suka aroma tubuhmu" ujar hyde menggosokan ujung hidungnya ke leher tetsu.

Tetsu tersenyum mendengarnya, dan tertawa geli sesudahnya, karena hyde semakin mendekatkan kepalanya pada leher tetsu, seolah ingin menenggelamkan diri dileher jenjang itu.

"tapi aku belum mandi.."

"tapi kau harum.."

Tetsu mengangguk. Tidak ada gunanya memprotes hyde.

"hey.. apa aku berat?"

"mm.. tidak juga.." jawab tetsu, tapi kini kakinya mulai pegal, rasa kesemutan ditangannya juga sudah berlangsung sejak tadi.

"untukmu aku ingin lebih berat.." ujar hyde pelan.

"eh?"

"kalau aku ringan maka kau tidak akan merasakan tubuhku kan?.. kau akan segera melupakannya.. tapi kalau aku lebih berat maka kau akan lebih tersiksa dan akan lebih mengingatku." ucap hyde menyandarkan dagunya di bahu tetsu.

"baka" tetsu tersenyum. "kalau begitu kau boleh makan double ramen malam ini."

"tapi aku tidak boleh gendut kan.." ujar hyde

"lakukan apa maumu sepanjang kau bahagia hyde.." ucap tetsu melirik hyde dengan sudut matanya.

"aku bahagia begini..."

"hmm..."

"walaupun kau leader pengatur yang perfeksionis"

"karena vokalisku susah diatur dan suka menang sendiri"

"tapi kau tetap menyukaiku kan.."

Tetsu bisa merasakan pipinya memerah saat dia mengangguk singkat.

Hyde tersenyum. "tetchan.. kau akan selalu begini? Menggendongku saat aku lelah?"

Tetsu tersenyum, dia tidak tahu itu, tapi satu hal yang dia tahu "aku akan selalu ada disampingmu."

"bahkan lima tahun lagi?"

Tetsu mengangguk.

"sepuluh tahun?"

Tetsu mengangguk.

"dua puluh?"

Tetsu kembali mengangguk.

"kau yakin Laruku bertahan selama itu?"

"selama kau bersamaku hyde, aku yakin itu."

"janji?"

"janji"

Hyde tersenyum. Baru kemarin mereka memutuskan nama band mereka, tapi kini tetsu yakin mereka akan bertahan dua puluh tahun lagi. Suatu mimpi yang berlebihan, tapi saat tetsu mengatakannya entah bagaimana hyde yakin mimpi itu akan terwujud.

"kalau begitu aku janji aku tidak akan meninggalkanmu tetchan.. aku akan menjaga Laruku bersamamu, selamanya." ujar hyde mempererat pelukannya

"arigato."

Hanya kebersamaan yang tetsu butuhkan, jika hyde selalu ada disampingnya maka dia akan sanggup menghadapi apapun.

"tetchan.. orang-orang memandangi kita" kata hyde memandang berkeliling. Reiko memandangnya antusias dengan lolipop ditangan mungilnya, beberapa anak sekolah berbisik menunjuk mereka, sepasang kakek-nenek memandang hyde tersenyum.

"daijobu?" tanya hyde.

Sesungging senyum menghiasi wajah tetsu "aku sudah terbiasa diperhatikan. Bukan masalah"

Hyde mempererat pelukannya di leher tetsu, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher tetsu, menikmati kenyamanannya, menikmati kehangatan yang diberikan tetsu kepadanya.

"aahh.. kimochi..." hyde menguap.

Untuk beberapa saat mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya menikmati keberadaan masing-masing, bukan karena tidak tahu apa yang harus mereka katakan tapi mereka tahu apa yang dirasakan oleh yang lain. Kebahagiaan kecil seperti ini yang selalu meyakinkan mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"doiha.."

"hmm"

"kau masih mengantuk? tidurlah lagi.." ucap tetsu lembut beberapa saat kemudian.

"tetchan.."

"ya?"

"aku juga mencintaimu.." bisik hyde ditelinga tetsu.

Seketika itu juga rasa pegal dan kram di kaki-tangan tetsu lenyap entah kemana.


~owari~

Tidak ada komentar: